Senin, 24 Maret 2014

Foto Tari Keling

Foto Tari Keling yang diambil dari sampul Laporan Repertoar II

Tari Keling

Tari Keling merupakan tarian putra bertemakan keprajuritan yang ditarikan secara kelompok dan berpasangan menceritakan tentang prajurit Bhagaspati berwujud buto atau raksasa yang sedang melakukan perjalanan untuk menculik putri dari Kerajaan Ngerum.

Tari Keling merupakan tarian yang berasal dari Kabupaten Ponorogo tepatnya di Dusun Mojo Desa Singgahan Kecamatan Pulung. Pendiri atau penggagas kesenian Tari Keling adalah Mbah Kasan Ngali dan Mbah Silas pada tahun 1942.

            Pada lebaran tahun 1942, Dusun Mojo mengalami masa-masa sulit dimana kemarau panjang mengakibatkan paceklik dan gagal panen. Dari situasi itulah muncul keinginan untuk menciptakan suatu kesenian yang tidak banyak membutuhkan biaya, tetapi bisa menghibur dan melibatkan banyak orang. Mbah Warni, salah satu menantu Mbah Kasan Ngali menuturkan bahwa pada waktu itu ketika jaman larang pakaian, bapak melatih beberapa orang dibantu oleh Mbah Silas dengan peralatan sederhana di dalam rumah. Kesenian tersebut kemudian dinamakan Tari Keling. Seiring berjalannya waktu kelompok kesenian ini diberi nama Guno Joyo, sehingga kesenian ini lebih dikenal dengan nama Tari Keling Guno Joyo.

           Dari segi fisik, kesenian tari Keling sangat menunjukkan kesederhanaan. Kesenian Tari Keling dimainkan oleh delapan laki-laki dewasa secara berpasangan.
           
           Alat musik yang mengiringi Tari Keling yaitu kendang, bedug, dan kentongan. Musik yang dimainkan sederhana dan mempunyai ciri khas bunyi “dor”, dengan urutan nyanyian sebagai berikut: pertama, bawa Dandang Gula dengan lirik Amurwani Pagelaran Puniki, Seni Keling Dusun Mojo, Guno Joyo asmane, tansah manggih rahayu, anglaluri budaya jawi, kasengkayung Desa Singgahan sayekti, kalis ing sambikala. Kedua, nyanyian inti yang biasa dinyanyikan adalah sebagai berikut ini: wancine dalu amurwani pagelaran, gumerlaring seni Keling, dasar nyata, wes kaloka, Seni Keling Dusun Mojo, mijil saking Desa Singgahan nyata, Guno Jaya ingkang nama panglipur pamirsa sami, Ayo podo nonton Keling dusun Mojo, Asengkuyung deneng tuo lan mudo angleluri budaya, Seni Keling dusun Mojo, Ayo podo lungguh gamelane pada ditabuh, panjake bapak Sugito disenggaki kanti prasaja, sing sayuk sing rukun gotong royong nyambut gawe. Iramane nyata ya ngono, ngono neng yo ngono, jalak-jalak ijo putrine patang njodo. Eae...aeoeaeo Eae....aeoeaeo Eae....aeoeaeaeo. Dua dua lolo lolo lolo lolo loeng. Pamiarso kakung putri sedaya. Mangga sami amersani seni keling. Jroning pagelaran kang edi lan peni. Anglipur Singgahan Guno jaya ingkang nama
Asesanti mugi-mugi ngijabahi kanggo sadaya.

             Kostum yang dikenakan yaitu Irah-irahan dari bulu ayam, celana pendek, gonseng, rok dari janur, cekathakan yang menutupi hidung dan mulut. Sementara bagian tubuh yang tidak ditutupi oleh kostum akan dihitamkan dengan arang. Tarian ini memegang properti berupa pentungan atau gada, pedang, tombak dan panah. Tata rias yang digunakan adalah tata rias wajah buto atau raksasa, dengan dominasi warna merah, hitam, dan putih.

Gerakan Tari Keling ada iring-iringan dengan berjalan ke depan atau memutar, dugangan: posisi badan kuda-kuda saling berhadapan dengan pasangan, kompasan: yang semula posisi berhadapan dengan kaki kuda-kuda kemudian berbalik ke kanan posisi badan miring, eyeg: kaki kuda-kuda sambil berjalan dan tangan berada di atas kepala, lambungan: dilakukan secara berpasangan dengan posisi berpindah semula berada di barisan belakang lalu berjalan ke depan, tebasan: properti yang dibawa digerakkan seperti menebas dan dilakukan berpasangan saling berhadapan, rampak: berjalan kuda-kuda dengan menggerakkan properti, sabung: dilakukan seperti orang saat berperang saling adu kekuatan. Level yang dapat dilakukan ada level rendah dan tinggi.

Fotonya nyusul yaa. Thank you.